Reporter : Agus S Efendi
Pusat Studi Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga (Pusdeka) bersama Center for Gender, Equity and Social Inclusion (GESI) Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta melakukan audiensi ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis, (14/9). Kegiatan audiensi ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta masalah kependudukan. Dalam pertemuan itu yang dari UNU Yogyakarta ada Rindang Farihah (Direktur Pusdeka), Khoritul Ni’amah (Sekretaris Pusdeka), Yusnita Ike Christanti (Tim GESI), Faidatun Nadhiroh (Tim GESI) dan Niltu Alfi Alfa Barokah (Tim GESI). Adapun yang menerima audiensi adalah Kepala DP3AP2 DIY, Ibu Erlina Hidayati Sumardi, S.IP., M.M.
Pertemuan pada sore hari itu berlangsung di kantor DP3AP2 DIY yang berada di jalan tentara Rakyat Mataram No. 31 Yogyakarta. Yang menarik, DP3AP2 DIY memiliki motto “SETARA” yang berkonotasi Semangat, Tangguh dan Sejahtera. Saat memaparkan program DP3AP2 DIY, Ibu Erlina konsen pada isu kesetaraan gender serta kekerasan terhadap perempuan dan anak yang berkembang di wilayah Yogyakarta. Untuk itu, Ibu Erlina mengajak UNU Yogyakarta untuk berkolaborasi dalam upaya penguatan kesadaran gender dan mainstreaming hak-hak anak.
Dalam penjajakan itu ada beberapa peluang kerjasama yang muncul. Pertama, tentang kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) yang akan diperingati pada bulan November mendatang. Adapun tema yang dapat diangkat adalah “Meneguhkan Keistimewaan Jogja tanpa Kekerasan.” Jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan berupa Talkshow yang melibatkan para mahasiswa UNU Yogyakarta.
Kedua, Peluang tentang program pesantren ramah anak. Program ini tidak hanya menyasar isu kekerasan terhadap anak tetapi juga isu stunting dan kesehatan reproduksi. Tentu dengan demikian program ini perlu melakukan kolaborasi dari berbagai pihak. Jenis kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan roadshow ke beberapa pesantren di DIY.
Peluang kerjasama yang ketiga adalah membuat seri podcast tentang kepemimpinan perempuan. Untuk narasumber podcast adalah para expert kajian gender dan aktivis perempuan di DIY. Salah satu opsi narasumber adalah Gusti Putri (Ibu Wagub DIY) yang sekarang menjabat sebagai ketua Tim Penggerak PKK.
Keempat, peluang kerjasama MBKM tentang pemberdayaan masyarakat Yogyakarta. DP3AP2 dapat masuk sebagai pihak yang mensupport kegiatan Labsos yang diadakan UNU Yogyakarta. Di samping itu ada juga peluang membuat kegiatan pengenalan budaya Yogyakarta untuk mahasiswa baru.
Beberapa peluang kerjasama tersebut tentu perlu harus dilandasi dengan nota kesepahaman antar lembaga. Harapannya, pada bulan ini MOU dapat diteken agar program kerjasama ke depan dapat segera terlaksana dan ditindaklanjuti.