Reviewer: Tim Pusdeka

Guilmoto, C. Z., & Jones, G. W. (Eds.). (2016). Contemporary demographic transformations in China, India and Indonesia. Cham: Springer International Publishing.

Saat ini populasi penduduk dunia mencapai 8 milyar jiwa. Di pertengahan abad dua puluh ternyata jumlah manusia belum mencapai separuhnya. Bagi ilmuwan sosial, fenomena perubahan penduduk itu sangat menarik untuk dipelajari karena memiliki pengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat di suatu wilayah. Benua Asia sendiri merupakan wilayah yang memiliki populasi terbanyak di dunia. Tiga negara di wilayah ini yang memiliki populasi terbanyak adalah China, India dan Indonesia. Jika jumlah populasi tiga negara tersebut digabung akan setara dengan 40 persen penduduk dunia. Fakta ini telah menjadikan daya tarik tersendiri untuk memahami karakter transformasi demografi serta tren perkembangannya ke depan.

Buku berjudul Contemporary Demographic transformation in China, India and Indonesia hadir untuk memberikan gambaran terkini terkait dinamika kependudukan di tiga negara yang tengah berjuang untuk menjadi negara maju. Buku ini merupakan kumpulan tulisan para sosiolog, ekonom, demographer, dan ahli pembangunan yang telah lama bergelut dengan isu-isu kependudukan di China, India, dan Indonesia. Struktur buku ini terdiri atas lima tema utama yaitu; mortality, fertility, pendidikan, migrasi dan penuaan. Yang menarik, setiap tema tidak hanya menyediakan penjelasan untuk masing-masing negara tetapi juga analisa komparatif-reflektif terhadap tiga negara tersebut.

Data terbaru yang digunakan para penulis dalam melakukan analisa perubahan struktur penduduk adalah data sensus penduduk tahun 2010. Kendati demikian, mereka masih memanfaatkan data-data dari sensus terdahulu untuk membuat tren perkembangan. Dari 22 judul tulisan di buku ini, ada beberapa yang menyajikan analisa yang kaya karena berhasil memotret dinamika kependudukan di level regional. Tulisan lain juga telah berhasil mendokumentasikan pola perkembangan serta merangkum point-point yang signifikan.

Salah satu tema yang penting untuk disoroti dalam buku ini adalah tentang penuaan penduduk. Pada tahun 2010, jumlah penduduk lanjut usia (lansia) Indonesia dan India sebesar 8 persen. Sedangkan penduduk lansia China telah mencapai 12 persen dari total populasi. Secara umum ketiga negara tersebut telah mengalami peningkatan proporsi jumlah lansia dalam dua dekade ke belakang. Dalam hal jaminan sosial dan kesehatan, India rupanya lebih bertumpu pada peran keluarga. Ini tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Namun fenomena di China sedikit berbeda yang mana lansia yang tinggal di perkotaan cenderung bertumpu pada mekanisme dana pensiun.

Tema tentang pendidikan juga tidak kalah menarik. Meski terdapat perbedaan capaian, yang jelas dalam setengah abad terakhir ketiga negara tersebut telah berhasil membangun sistem pendidikan sehingga angka partisipasi sekolah meningkat drastis. Tulisan di dalam buku ini membahas secara mendalam perkembangan kebijakan pendidikan di tiga negara tersebut. Secara teoretis memang akses pendidikan yang terjangkau akan membuat sumberdaya manusia semakin berkualitas. Hal ini akan memicu peningkatan produktivitas secara makro. Mengapa China lebih pesat perkembangan ekonominya dibandingkan India dan Indonesia. Kita akan menemukan jawabannya dalam perbedaan akses pendidikan.

Secara garis besar, buku ini akan membuat pembaca lebih memahami bagaimana karakter dan struktur demografis dari tiga negara yang paling besar pendudukanya dan juga paling besar ekonominya di Asia. Dengan melihat data dan tren demografis, kita akan memahami tidak hanya persoalan-persoalan yang tengah dihadapi pemerintah tetapi juga strategi dalam meningkatkan kesejahteraan. Kontribusi terbesar dari buku ini terletak pada perspektif komparatif yang memperluas pandangan kita terhadap fenomena transformasi demografi.