Reporter: Agus S Efendi

Kamis (15/2) Tim LP3M UNU Yogyakarta melakukan kunjungan ke kantor BAZNAS DIY yang terletak di jalan Retno Dumilah, Kotagede, Yogyakarta. Kegiatan audiensi ini bertujuan untuk membuka peluang kerjasama dan kolaborasi program yang bisa digarap bersama. Tim LP3M UNU Yogyakarta yang terdiri dari Rindang Farihah (Direktur PUSDEKA), Wiwin Siti Aminah (Direktur Center for GESI) dan Saeroni (Direktur Labsos) diterima langsung oleh Nursyahbani Purnama selaku Wakil Ketua 3 BAZNAS DIY. Beliau mengatakan bahwa Ibu (Puji Astuti) Ketua tidak bisa hadir karena sedang ada agenda rapat di Pemda. Kendati demikian ia menegaskan bahwa pimpinan yang lain yaitu Jazilus Sakhok dan Akhmad Lutfi akan hadir.

Dalam pengantarnya, Pak Bani mengaku sangat senang dengan kunjungan dari UNU Yogyakarta. Ia mengatakan bahwa BAZNAS DIY memiliki beberapa program kerja yang mungkin bisa dikerjasamakan. Ia berharap UNU Yogyakarta bisa bersinergi dalam mendukung pengembangan di bidang pemberdayaan, SDM dan tata kelola.

Rindang menyampaikan terimakasih karena telah menerima kunjungan dari Tim LP3M UNU Yogyakarta. Ia bersyukur pertemuan ini bisa terealisasi. Lalu Rindang mengenalkan satu persatu Tim LP3M UNU Yogyakarta yang hadir. Maksud dan tujuan dari pertemuan itu adalah ada sinergi dan kerjasama antara BAZNAS DIY dan UNU Yogyakarta. Dengan kata lain bagaimana kampus bisa berkontribusi dalam pentasyarufan zakat dan infak, terang Rindang. Ia berharap mendapatkan informasi tentang program-program yang dikerjakan oleh BAZNAS.

Saeroni kemudian menyambung dengan memperkenalkan Laboratorium Sosial (Labsos) UNU Yogyakarta. Sejauh ini Labsos memiliki 25 mitra baik yang berbasis lembaga pendidikan, pesantren, desa dan perusahaan. Labsos sendiri sudah berjalan 5 tahun dan tiap tahun menerjunkan antara 150 sampai 300 mahasiswa. Di pesantren fokus kegiatan Labsos mencakup manajemen, teknologi informasi, pengajaran dan pengelolaan sampah.

Wiwin menambahkan bahwa UNU Yogyakarta telah menyatakan sebagai kampus inklusif. Di UNU Yogyakarta ada 2 mahasiswa tuli. Selama ini mereka sudah didampingi selama proses belajar di kelas maupun ketika ujian. Mereka juga dilatih bahasa isyarat untuk mempermudah dalam berkomunikasi. Namun, mereka masih perlu penguatan bahasa khususnya dalam membaca Al-Quran. Oleh karena itu program BAZNAS Pusat terkait pelatihan Al-Quran untuk disabilitas bisa sangat menarik jika dapat dikolaborasikan.

Merespon hal tersebut, Pak Bani mengatakan peluang kerjasama mungkin bisa disambungkan dengan 5 bidang yang ada di BAZNAS. Misalnya di bidang pertama yaitu penghimpunan, mungkin UNU Yogyakarta bisa membantu dalam penguatan digital marketing untuk mempengaruhi muzakki (orang yang berkewajiban zakat). Peluang kegiatan yang bisa dikolaborasikan adalah pelatihan digital marketing untuk anggota BAZNAS dan LAZ. Jadi UNU Yogyakarta bisa menyediakan narasumber dan tempat. Untuk biayanya bisa sharing budged.

Pak Sakhok mengingatkan bahwa setiap program kerjasama dan kolaborasi dengan BAZNAS DIY memerlukan MoU. Sebagai institusi publik, BAZNAS DIY setiap tahun harus diaudit baik secara syariah maupun secara publik. Oleh karena itu ia tidak mau program kerjasama menimbulkan masalah di kemudian hari. Ia kemudian menjelaskan program-program yang dilaksanakan oleh BAZNAS DIY seperti program pemberdayaan UMKM, program beasiswa, program rumah tidak layak huni, program kampung berkah, duta zakat, pendampingan, dan program bantuan lansia seumur hidup. Dari program tersebut, salah satu peluang kerjasama yang bisa dilakukan adalah seleksi dan verifikasi data penerima zakat.

Yogyakarta, 15 Februari 2024