Lebarnya jarak antara realitas dan target ini dipengaruhi oleh performa tidak konsisten pemerintah daerah dalam melakukan percepatan penurunan angka stunting. Salah satu hal yang urgen untuk dilakukan adalah penguatan kapasitas pemerintah daerah.
Pada 22 April 2023, saya mengikuti Salat Ied berjamaah bersama ribuan warga di lapangan Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Awalnya, saya tertarik shalat Ied di sini karena ajakan teman. Katanya, foto ala-ala lebaran di depan GSP sangatlah ikonik. Namun ternyata bukan itu yang paling istimewa. Ada hal menarik yang saya dapatkan di momen tersebut.
Merupakan dokumen transcrip jalannya FGD bersama dengan para skateholder dari Kabupaten Bantul.
Merupakan dokumen transcrip jalannya FGD bersama dengan para skateholder dari Kabupaten Gunungkidul.
Artikel ini merupakan rangkuman pengalaman kabupaten Gunungkidul dan Bantul dalam menurunkan angka stunting.
Sumber foto Antara news
Artikel ini fokus untuk melihat kasus stunting di provinsi DI Yogyakarta. Meskipun data tahun 2021 menunjukkan bahwa provinsi ini memiliki angka prevalensi stunting terendah ketiga setelah Bali dan DKI Jakarta, namun indikator dan faktor-faktor penyebab stunting di daerah ini masih relatif tinggi.
intervensi penurunan angka prevalensi stunting
Pada tahun 2021, angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen. Angka ini masih sangat jauh dari target pemerintah yang telah menetapkan angka prevalensi stunting harus berada di titik 14 persen di tahun 2024. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh strategi pencegahan dan penurunan di tingkat daerah yang belum efektif.
Pengembangan SDM Indonesia pada dasarnya ditempuh dengan dua jenis pendekatan yaitu kesehatan dan pendidikan. Untuk kesehatan, pemerintah Indonesia telah mengupayakan dan memastikan agar generasi masa depan Indonesia dapat tumbuh dengan sehat dan aman. Hal ini tampak sangat jelas dari program prioritas nasional tentang pencegahan stunting.
Istilah stunting mungkin sudah terdengar familiar di telinga banyak orang. Stunting sendiri sering dipahami sebagai suatu penyakit. Padahal WHO telah mendefinisikan stunting sebagai gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi, terjangkit infeksi secara berulang, dan tidak memadainya stimulus fisio-sosial. Namun sayangnya, masalah kesehatan ini masih cukup tinggi di Indonesia.