Reporter: Khoirotul Ni’amah
Editor: Agus S Efendi
Pada tanggal 1 November 2022, Pusdeka UNU Yogyakarta menyelenggarakan Workshop Penguatan Internal Organisasi di meeting room kantor KPTI Yogyakarta yang berada di Jalan Kaliurang km 9. Kegiatan ini selain memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas personal tim Pusdeka juga akan mendiskusikan isu-isu strategis Pusdeka. Oleh karena itu, Direktur Pusdeka mengundang Sonaji Zamroni untuk menjadi fasilitator workshop yang diharapkan dapat membedah profil dan agenda kerja Pusdeka bersama-sama dengan tim Pusdeka.
Dalam sambutannya, Rindang Farihah mengatakan bahwa Pusdeka sebagai pusat studi perlu membentuk tim yang solid untuk menjalankan program-program kerja yang telah direncanakan. Hal ini kedepannya akan memperbesar peran Pusdeka dalam mengupayakan kemaslahatan bagi umat. Direktur Pusdeka ini berharap bahwa Workshop ini dapat menjadi langkah awal dalam membangun keterpaduan diantara Tim pusdeka dan membuka peluang kolaborasi dengan unit-unit lain di bawah naungan UNU Yogyakarta. Di samping itu Rindang juga mempresentasikan progress kerja Pusdeka dalam tiga bulan terakhir.
Ketika memfasilitasi workshop, Sonaji langsung memulai workshop dengan brainstorming paradigma peserta. Dari situ kemudian muncul diskusi yang menarik tentang akan kemana arah Pusdeka. Pemerhati sosial ini menyampaikan bahwa Pusdeka sebagai unit penelitian di dalam kampus selain dapat bergerak di tataran wacana dan riset akademik juga dapat melakukan kegiatan pendampingan dan pemberdayaan. Berkaitan dengan hal ini, Ibu Suharti Mukhlas mengingatkan kalau program kerja Pusdeka juga harus mempertimbangkan potensi para dosen yang ada di UNU Yogyakarta. Misalnya saja Pusdeka dapat kolaborasi dengan Prodi Teknik Elektro untuk mengembangkan suatu alat tertentu yang terkait dengan fokus isu Pusdeka.
Sonaji menekankan bahwa untuk menjadi pusat studi yang kredible diperlukan rumusan visi dan misi yang terukur, jelas dan dapat digapai. Hasil rumusan itu nantinya akan menjadi acuan dalam penyusunan program kerja Pusdeka dalam beberapa tahun ke depan. Paling tidak, Sonaji menambahkan, Rumusan itu mengandung empat elemen yaitu; a) Tata kelola Organisasi b) Kapasitas SDM c) Mekanisme Produksi d) Penjangkauan Audience.
Dalam workshop itu, dihasilkan suatu re-formulasi visi Pusdeka yang berbunyi Menjadi Pusat Studi yang Kredibel dalam Penelitian dan Pengembangan Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga melalui Pendekatan Mashlahah An Nahdliyah. Dari visi ini kemudian diturunkan menjadi empat misi pokok yaitu:
- Mengembangkan sistem organisasi dan kualitas SDM yang profesional, kreatif dan inovatif.
- Mengembangkan penelitian pada tema-tema kependudukan dan kesejahteraan keluarga yang berorientasi pada keluarga mashlahah An Nahdliyah.
- Mengembangkan produk-produk pengetahuan yang terkait dengan kependudukan dan kesejahteraan keluarga mashlahah An Nahdliyah.
- Mempengaruhi para pihak dalam mewujudkan keluarga mashlahah An-Nahdliyah.
Pada sesi terakhir, Sonaji menyampaikan kalau Pusdeka juga harus menganalisa organisasinya terlebih dahulu agar visi dan misi itu dapat diturunkan menjadi program kerja. Oleh sebab itu para peserta diajak untuk melakukan analisa SWOT terhadap Pusdeka. Para peserta mengidentifikasi kekuatan utama Pusdeka adalah semangat voluntarisme yang tinggi dan link jaringan yang kuat. Adapun kelemahan utama Pusdeka saat ini adalah tata organisasi dan kapasitas SDM. Kegiatan workshop ini diakhiri dengan sebuah kesimpulan bahwa perlu adanya tindak lanjut untuk membahas produk pengetahuan Pusdeka.