Reporter: Tim Pusdeka
Pada Sabtu (25/11) Pusat Studi Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga (Pusdeka) dan Lembaga Penelitian, Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LP3M) UNU Yogyakarta menyelenggarakan Workshop Menulis Ilmiah untuk mahasiswa. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan ketrampilan mahasiswa UNU Yogyakarta dalam literasi ilmiah, khususnya skill menulis. Dengan workshop ini, para peserta diharapkan selain memiliki pemahaman dasar tentang tulisan ilmiah juga mengetahui teknik-teknik menulis ilmiah yang umum digunakan.
Dalam kegiatan ini Pusdeka UNU Yogyakarta mengundang Adhan Kholis (Wakil Direktur LP3M, Dosen Prodi PBI dan Pengelola Jurnal Nusantara) dan Agus S Efendi (Peneliti Pusdeka) untuk menjadi fasilitator workshop. Kegiatan ini memiliki dua sesi. Sesi yang pertama membahas tentang penulisan artikel ilmiah akademik. Sedangkan sesi kedua membedah penulisan artikel ilmiah populer. Setelah itu para peserta diajak untuk latihan menulis.
Berdasarkan hasil e-form pendaftaran, ada 19 mahasiswa UNU Yogyakarta yang tertarik mengikuti kegiatan workshop ini. Namun pada saat kegiatan berlangsung hanya ada 12 mahasiswa yang berpartisipasi sampai selesai. Mereka rata-rata adalah mahasiswa semester awal yang termotivasi untuk bisa menulis secara ilmiah.
Pada sesi pertama workshop, Adhan mengawali dengan quote-quote menulis dari beberapa penulis terkenal. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi peserta workshop agar terus latihan menulis. Setelah itu Adhan menjelaskan perbedaan antara tulisan ilmiah dan non-ilmiah. Tulisan ilmiah adalah tulisan yang terstruktur, sistematis, dan menggunakan bahasa formal. Kalau tulisan-non ilmiah tidak. Ia kemudian mengenalkan elemen atau bagian dalam artikel ilmiah akademik seperti abstrak, pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka. Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam, Adhan pun menunjukkan dan membedah artikel ilmiah yang pernah ia terbitkan. Di akhir sesi pertama, beberapa peserta bertanya soal tips-tips dalam proses menulis. Adhan menjawab pertanyaan tersebut dengan menekankan bahwa dalam menulis ilmiah, kita perlu memutuskan variable apa saja yang penting untuk dibahas. Setelah itu konsisten dalam menulis agar bisa membuat tulisan yang logis.
Di sesi kedua, Agus mengajak peserta workshop untuk melihat perkembangan praktik menulis dalam sejarah manusia. Hal ini ditujukan agar pemahaman peserta tentang menulis tidak a-historis. Pertama-tama Agus membahas tentang perbedaan antara budaya tutur dan budaya tulis. Sejarah menunjukkan bahwa budaya tulis adalah kunci dalam membangun peradaban. Misalnya adalah peradaban Mesir, China, India dan Mesopotamia. Peradaban kuno ini telah mewariskan tulisan-tulisan yang terpahat di batu. Selanjutnya Agus menyinggung soal zaman kejayaan Islam dan kebangkitan peradaban Eropa. Penemuan mesin cetak oleh Gutenberg pada abad 15 adalah pemicu budaya literasi di benua Eropa. Pada abad-abad selanjutnya para filsuf peletak dasar-dasar modernitas pun mampu menyebarkan gagasannya secara efektif melalui buku-buku, jelas Agus.
Di era digital, Agus menjelaskan, budaya tulis telah bertransformasi menjadi budaya informasi. Mereka yang mampu memproses informasi dengan baik dan memproduksi tulisan yang bernilai akan selalu dibutuhkan. Agus kemudian membagikan pengalamannya menulis tulisan ilmiah-populer untuk website pusdeka. Ia menerangkan bahwa tulisan ilmiah populer yang baik harus padat, jelas, sistematis dan kredibel. Di akhir sesi kedua ini, Agus mengajak peserta workshop untuk latihan menulis. Mereka didorong untuk bisa mengidentifikasi ide pokok dan persoalan serta merumuskan argumentasi. Setelah itu mereka perlu menulis itu menjadi dua paragraf.
Workshop menulis ilmiah berakhir tepat pukul 14.00 WIB. Beberapa peserta mengaku cukup senang dengan kegiatan ini dan berharap akan ada kelanjutannya.
Yogyakarta, 28 November 2023