Oleh Ainun Nurulloh

Kesehatan reproduksi bukan sekedar membicarakan perihal kehamilan, akan tetapi juga soal menjaga kualitas hidup.
Kesehatan reproduksi adalah kondisi fisik, mental, dan sosial yang seutuhnya. Tapi entah mengapa masih ada yang membatasi perbincangan kesehatan reproduksi sebatas penyakit atau kecacatan organ. Salah kaprah ini membuat orang alergi untuk membahas kesehatan reproduksi.
Mari kita fokus pada pembicaraan mengenai organ reproduksi. Sejak lama, sebagian orang enggan bicara tentangnya karena dianggap tabu dan saru. Padahal organ reproduksi adalah bagian dari sistem hidup kita seperti organ lainnya. Mereka bekerja dengan tujuan reproduksi (menghasilkan) sesuatu.
Perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan bentuk, penamaan, fungsi atau peran. Perempuan memiliki sepasang ovarium, saluran fimbria, sepasang saluran telur, rahim, dan vagina. Sedangkan organ reproduksi laki-laki meliputi sepasang buah zakar, skrotum, saluran sperma, penis, dan lubang kecing.
Mengapa menjaga kesehatan reproduksi itu penting? Pembicaraan terkait organ reproduksi harus diindahkan guna mencegah penyakit menular seksual yang terdiri dari HIV, sifilis, gonore, klamidia, herpes genital, trikomoniasis, dll. Selain itu, mengedukasi dan menjaga kesehetan reproduksi juga mendukung kehamilan dan persalinan yang sehat sehingga kualitas manusianya menjadi baik. Di sisi lain adanya edukasi tentang kesehatan reproduksi membantu remaja dan dewasa awal dalam mengambil keputusan penting dengan tepat sehingga orang remaja dan dewasa dapat terhindar dari penyakit menular seksual dan menghindari adanya kehamilan yang tidak direncanakan.
Ada beberapa akibat yang akan terjadi jika kesehatan terkait organ reproduksi tidak dijaga dan disebarkan secara meluas. Misalnya, kehamilan yang tidak direncanakan meningkat dari tahun ketahun yang diperkirakan 887-1.090 pada 5 tahun terakhir. Masalah lainnya juga terjadi seperti kanker serviks & kanker payudara.
Data mutakhir menunjukkan kasus kanker serviks dan kanker payudara di Indonesia mencapai 40,75% sedangkan kasus kematian yang disebabkan olehnya mencapai 59,25%. Tidak hanya itu, kasus kekerasan seksual atau pelecehan seksual sebab minimnya edukasi kesehatan reproduksi juga tak kalah berbahaya. Di Indonesia kasus kekerasan seksual dari tahun 2023 terdapat sekitar 0,59% yaitu sekitar 2.363 kasus. Adapun di tahun 2024 meningkat lebih 50% dari tahun sebelumnya, mencapai 3.166.
Bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi? Menjaga Kesehatan reproduksi cukup sederhana dengan memperhatikan beberapa hal, di antaranya konsumsi makanan & minuman yang sehat, ruitin melakukan olahraga, dan istirahat yang cukup. Adapun untuk memaksimalkannya ada beberapa hal yang diperlukan seperti, periksa kesehatan reproduksi secara berkala, vaksinasi HPV & hepatitis B (jika diperlukan), dan konsultasi secara terbuka kepada tenaga profesional kesehatan jika ada keluhan.
Generasi sehat terbentuk dari perbincangan yang sehat. Melihat berbagai situasi di atas, sudah saatnya kita bisa membuka diri untuk membahas sesuatu yang penting dalam hidup kita.
Kita perlu menegaskan bahwa membicarakan kesehatan reproduksi adalah bentuk kesadaran, bukan hal yang tabu atau malah dianggap saru. Terlebih mengenai organ reproduksi yang memiliki peranan penting bagi laki-laki dan perempuan lintas usia. Sebab organ repsoduksi menentukan kelangsungan hidup setiap individu.
Mari kita peduli dan lindungi organ reproduksi diri dan keluarga. ‘’Tubuhmu adalah tanggung jawabmu. Jaga kesehatan reproduksi mulai hari ini!’’.
Ainun Nurulloh adalah Peer-Couselor Klinik K2+ Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta