Pusdeka UNU Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas untuk tim peer-counselor. Kegiatan ini disamping melatih bagaimana menjadi konselor yang baik juga menjadi ruang sharing bagi tim peer-counselor dalam menangani kasus kesehatan mental di kalangan mahasiswa UNU Yogyakarta.
Pusdeka UNU Yogyakarta telah menyelenggarakan Pelatihan Peer-Counselor pada Kamis dan Jum’at lalu. Dalam kegiatan pelatihan peer-counselor ini, yang menjadi adalah mahasiswa semester dua sampai enam.
Sabtu, (16/03) Pusdeka UNU Yogyakarta menggelar diskusi satu tahun perjalanan Klinik Konsultasi Keluarga dan Anak Muda (K2+).
Apa sih yang dimaksud disabilitas? Mengapa disabilitas psikososial/mental itu penting untuk dibahas? Jika kalian pernah memendam pertanyaan seperti itu maka tulisan ini mungkin bisa memberikan jawabannya
Data Kementerian kesehatan menyebutkan bahwa kasus bunuh diri setiap tahun mengalami peningkatan. Jika ditelusuri rupanya kasus-kasus bunuh diri telah mengalami tren perubahan. Kalau dulu bunuh diri terjadi pada usia dewasa, sekarang bunuh diri lebih sering dilakukan oleh anak-anak muda.
Tulisan ini akan membahas tentang generasi muda Indonesia di abad 21. Ada dua fenomena penting yang menjadi sorotan yaitu kepanikan moral yang terjadi akibat memudarnya norma tradisi dan agama serta kerapuhan mental yang muncul bersamaan dengan revolusi teknologi dan komunikasi.
Direktur Pusdeka UNU Yogyakarta, Rindang Farihah, bersama Rika Iffati F (Konselor Klinik K2+) menghadiri Orygen Global Fellowship Forum di kampus Monash University Indonesia. Forum ini lebih menjadi ruang jejaring dan berbagi informasi antara para expert, pemangku kebijakan, anak muda dan LSM dalam mempromosikan isu-isu maupun strategi pencegahan masalah kesehatan mental.
Resiliensi mental seseorang sangat ditentukan oleh keberhasilannya menyelesaikan masalah atau coping mechanism yang dipraktekkan. Coping sendiri merupakan sesuatu yang sejalan dengan upaya untuk menghadapi faktor-faktor pemicu stress.
Kegiatan ini diselenggarakan untuk merespon maraknya kasus depresi yang dialami oleh generasi muda khususnya mahasiswa. Harapannya, kegiatan ini akan dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa UNU Yogyakarta dalam hal menjaga kesehatan mental.
Merasa salah jurusan itu sebenarnya hal yang wajar. Itu dapat dipahami sebagai cultural shock ketika hidup di lingkungan kampus yang menjadi ruang belajar ragam disiplin.