Pengembangan SDM Indonesia pada dasarnya ditempuh dengan dua jenis pendekatan yaitu kesehatan dan pendidikan. Untuk kesehatan, pemerintah Indonesia telah mengupayakan dan memastikan agar generasi masa depan Indonesia dapat tumbuh dengan sehat dan aman. Hal ini tampak sangat jelas dari program prioritas nasional tentang pencegahan stunting.
Dalam Preambul Konvensi Hak-hak Anak (CRC) disebutkan bahwa anak, dengan alasan keterbatasan fisik dan mental yang belum dewasa, butuh perlindungan dan pelayanan khusus termasuk di dalamnya perlindungan secara legal, baik sebelum ataupun setelah ia lahir. Lantas yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana norma baru ini dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang plural dan kaya dengan tradisi komunal?
Perkawinan anak atau perkawinan pada usia dini masih marak di Indonesia. Meskipun pemerintah sudah menaikkan batas minimal usia pernikahan laki-laki dan perempuan tren perkawinan anak memang menurun, namun jumlahnya masih cukup mengkhawatirkan. Hasil survei itu menunjukkan bahwa perkawinan usia dini memang menurun tapi tidak cukup signifikan. Penerapan UU perkawinan yang baru rupanya tak begitu berpengaruh pada kasus perkawinan anak-anak.
Bonus demografi (demography dividend) merujuk pada fenomena peningkatan pertumbuhan ekonomi yang bermula dari perubahan struktur usia penduduk akibat peralihan angka kelahiran dan kematian. Hal itu juga berarti bahwa rasio ketergantungan (dependency ratio), yang membandingkan usia non-produktif dengan usia produktif, juga menurun. Dengan kata lain sebagian besar penduduk mampu bekerja. Inilah yang meningkatkan produktivitas yang nantinya akan mengantarkan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Salah satu wacana kesejahteraan yang berkembang dengan perspektif Islam adalah keluarga maslahah. Wacana ini pada dasarnya ingin mengajak kalangan Muslim tradisional untuk lebih sadar terhadap hidup yang berkualitas. Keluarga maslahah juga dapat dipahami sebagai produk dari pendekatan holistik dalam pembangunan. Pembangunan holistik tidak hanya menekankan pada peningkatan akses pendidikan dan kesehatan tetapi juga kesejahteraan keluarga sebagai dasar untuk menumbuhkan generasi masa depan Indonesia yang cerdas, beradab dan berpengetahuan.
Salah satu penulis classic yang paling berpengaruh dalam menjelaskan masalah kependudukan adalah Thomas Malthus. Ia menawarkan suatu teori yang menarik tentang kaitan antara penduduk dengan karakter ekologis. Berdasarkan kalkulasi matematis dan kondisi produksi pada masanya, Malthus meyakini bahwa penduduk akan bertambah secara geometrik (berlipat ganda) sedangkan produksi bahan pokok hanya akan bertambah secara aritmatik (bertambah).